Kelvin Supriami
15/380880/KU/17761
Kelompok 15
Indonesia saat ini sedang berduka. Masalah datang silih berganti menimpa Negara kita, mulai dari kasus korupsi, suap, pelecehan seksual, dan lain-lain. Salah satu masalah yang sedang gencar-gencarnya dibahas di berbagai media adalah melemahnya nilai tukar uang rupiah terhadap dollar. Nilai tukar mata uang atau kurs diartikan sebagai perbandingan nilai antar mata uang. Nilai kurs ini berhubungan erat dengan kegiatan perekonomian suatu Negara. Nilai kurs yang stabil menjadi suatu indikator berkembangnya perekonomian suatu Negara. Tentu menjadi impian dan cita-cita yang ingin dicapai oleh semua Negara yang ada di dunia untuk mencapai keseimbangan dan kemakmuran dalam bidang perekonomian. Namun, untuk mencapai kemakmuran ekonomi itu tentu usaha yang dilakukan juga tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Nilai tukar rupiah tengah mengalami penurunan terhadap dollar Amerika Serikat. Saat ini, nilai kurs mata uang rupiah terhadap dollar sudah mencapai kisaran 13.000-14.000 rupiah. Hal ini tentu saja akan sangat memberatkan kegiatan perekonomian Negara kita, Indonesia, terutama yang berhubungan dengan kegiatan ekspor dan impor barang ataupun jasa ke dan dari luar negeri. Dengan semakin tingginya harga kurs rupiah terhadap dollar mengakibatkan pelaku ekonomi, yaitu produsen, distributor, maupun konsumen merasa dirugikan. Harga kurs yang tinggi menyebabkan semakin mahalnya bahan baku produksi yang mereka manfaatkan untuk mengola produk dan secara tidak langsung akan mempengaruhi harga produksi dan permintaan di pasar. Sesuai dengan hukum ekonomi, semakin tinggi harga semakin rendah permintaan sehingga dengan berkurangnya permintaan pasar mengakibatkan produsen merugi dan berujung pada kebangkrutan. Di pihak konsumen, pernurunan nilai tukar rupiah mengakibatkan mereka harus membayar lebih mahal dari yang biasanya mereka bayar untuk mendapatkan barang atau jasa. Dalam skala luas, permasalahan ini juga akan mempengaruhi pendapatan serta devisa Negara.
Terdapat beberapa faktor yang mengakibatkan kondisi nilai kurs rupiah terhadap dollar semakin menurun, dibagi menjadi faktor internal dan eksternal. Faktor eksternal berasal dari luar Negara Indonesia, misalnya keadaan perekonomian Amerika Serikat yang semakin membaik. Selama beberapa tahun terakhir ini, Amerika Serikat telah mengalami kemajuan yang cukup pesat dalam bidang perekonomian. Hal itu tidak hanya berdampak pada nilai tukar rupiah saja, tetapi Negara-negara lain juga terkena imbas atau dampak dari hal ini berupa penurunan nilai tukar mata uang negaranya.
Dampak yang kita rasakan sebagai masyarakat Indonesia dengan turunnya nilai tukar mata uang rupiah ini sangat banyak, misalnya saja kenaikan harga barang impor. Masyarakat Indonesia yang cenderung lebih menyukai produk-produk dari luar negeri akan sangat merasakan dampak ini karena hampir keseluruhan pembayaran dilakukan menggunakan mata uang dollar. Kita akan membayar harga yang jauh lebih mahal dari harga sebelum penurunan kurs yang tentu merugikan kita sebagai konsumen. Di sisi lain, dengan turunnya nilai kurs rupiah justru dapat menyebabkan sektor pariwisata lokal menjadi ramai dikunjungi oleh masyarakat Indonesia sendiri. Dengan mahalnya harga yang harus dialokasikan untuk berpergian ke luar negeri, masyarakat akan berpikir berulang kali dan lebih memilih untuk berlibur di Indonesia saja.
Sebagai mahasiswa, kita harus dapat berpikir rasional dalam menanggapi permasalahan ini. Ada beberapa tindakan yang dapat dilakukan sebagai seorang mahasiswa menyikapi hal ini, misalnya dengan mulai membiasakan diri untuk mencintai dan menggunakan produk dalam negeri sehingga dapat meminimalisir penyeluaran biaya yang lebih besar. Produk buatan produsen dalam negeri sebenarnya juga memiliki kualitas yang tidak kalah jauh dengan produk impor. Kita juga tidak diharapkan terprovokasi untuk ikut kegiatan demonstrasi anarkhis yang menutut pemerintahan. Menurut saya, cara tersebut sama sekali bukan cara seorang mahasiswa. Mahasiswa tidak menyelesaikan masalah dengan kekerasan ataupun tindakan anarkhis, melainkan kita harus dapat berpikir rasional dan berusaha mencari solusi dengan pemikiran yang matang. Mahasiswa harus membantu pemerintah dalam memberikan inovasi serta ide untuk menyelesaikan kasus ini. Mahasiswa juga sepatutnya tidak mengambil keuntungan dari peristiwa ini, misalnya dengan ikut aksi jual rupiah di pasar global yang irionisnya banyak dilakukan oleh warga Indonesia sendiri. Aksi tersebut justru hanya akan memperparah permasalahan yang ada.
Jadi, kita sebagai mahasiswa harus dapat menempatkan posisi sebagai mahasiswa yang cerdas dan mau berkontribusi demi kemakmuran bangsa. Memang aksi-aksi yang dapat kita lakukan untuk mengatasi masalah nilai kurs rupiah ini tidak banyak dan kompleks, namun aksi nyata misalnya dengan menggunakan produk dalam negeri dan tidak ikut-ikutan kegiatan yang tidak bermanfaat akan sangat berdampak pada penyelesaian masalah sehingga mahasiswa harus aktif dalam membantu pemerintah dalam menangani dan menuntaskan masalah ini.
Referensi:
- EconEdLink, Exchange Rates and Exchange: How Money Affects Tradem, diakses 11 September 2015, dari http://www.econedlink.org/lessons/index.php?lid=342&type=student/
- Iran Indonesian Radio, 2015, Anjloknya Nilai Tukar Rupiah dan Kemungkinan Dampak Buruknya, diakses 11 September 2015, dari http://indonesian.irib.ir/editorial/cakrawala/item/92765-anjloknya-nilai-tukar-rupiah-dan-kemungkinan-dampak-buruknya.
- Kompasiana, 2015, 10 Opini Pilihan tentang Melemahnya Rupiah, diakses 11 September 2015, dari http://www.kompasiana.com/kompasiana/10-opini-pilihan-tentang-melemahnya-rupiah_5535a9c36ea8342819da42ff.